
Araucaria bidwillii Hook. atau bunya-bunya merupakan tanaman koleksi tertua di Kebun Raya Cibodas. Marga Araucaria memiliki sekitar 12 jenis yang tersebar di Caledonia, Australia, Kepulauan Norfolk, di sebagian Brazil, Chili, sampai ke Argentina. Marga ini termasuk kedalam family Araucariaceae. Araucaria selain sebagai tanaman hias juga mempunyai nilai penting secara ekonomi (Burkill, 1966). Nama Araucaria diambil dari nama sebuah provinsi di Chile yang bernama Arauco, sedangkan nama jenis bidwillii diambil dari nama John Carne Bidwill, seorang ahli botani Inggris.
Araucaria bidwillii di daerah asalnya, Queensland, Australia dikenal dengan nama bunya-bunya. Nama ini diberikan pertamakali oleh penduduk asli Australia, orang Aborigin dan nama tanaman ini tidak saja bunya ada beberapa nama lain, yaitu Banza-tunza, Banua-tunya, boonya, bunyi, bahnua, bon-yi, banya bunya, bunnia, bunya-bunya, dan bonyi-bonyi. Nama-nama tersebut ditujukan untuk tanaman yang bijinya bisa dimakan (edible nut). Tanaman Araucaria bidwillii dapat tumbuh di daerah sub tropik dan tropik, termasuk di Indonesia.
Araucaria bidwillii di tempat asalnya bisa mencapai tinggi 50 m, dengan diameter batang bisa mencapai 150 cm, kulit kayu tebal, mengandung resin, cabang-cabang berkarang, horizontal. Daun tumbuh secara spiral, tersusun padat, panjang 4-5 cm, warna hijau tua, kasar, meruncing panjang, cabang-cabang yang fertile lebih pendek dan lebih kaku. Buah atau Cone yang berukuran besar mengandung lebih dari 150 biji, dan dapat mencapai berat 10 kg. Biji ini sangat berarti sebagai makanan pada suku Aborigin. Biji bisa dimakan setelah dibakar. Di daerah asalnya tanaman Araucaria bidwillii berbuah pada bulan April-Mei dan dapat bertahan pada pohon untuk beberapa bulan. Tanaman Araucaria bidwillii mempunyai nilai ritual atau nilai suci pada suku Aborigin. Setiap tiga tahun di antara bulan Januari dan Maret suku Aborigin biasa berkumpul untuk mengadakan acara ritual suku untuk berburu dan pesta bunya.
Tanaman Araucaria bidwillii yang tumbuh di Kebun Raya Cibodas memiliki sejarah dengan kedatangan tanaman introduksi dari luar negeri di awal pendirian Kebun Raya Cibodas. Pada saat itu Kebun Raya Cibodas sebagai tempat aklimatisasi tanaman yang didatangkan dari luar negeri dan Araucaria bidwillii merupakan salah satunya tanaman yang diaklimatisasi saat itu. Araucaria bidwillii pertamakali ditanam di Kebun Raya Cibodas ditata secara berderet sepanjang jalur jalan gico (jalan yang terbuat dari susunan batu-batu) yang sekarang terkenal dengan nama Araucaria avenue.
Penanaman pertama Araucaria bidwillii di Kebun Raya Cibodas dilakukan pada tahun 1866 dan merupakan tanaman koleksi tertua yang ada sekarang, atau berumur 153 tahun. Penanaman Araucaria bidwillii berikutnya dilakukan pada tahun 1943, 1979, dan tahun 2010. Araucaria bidwillii selain bijinya bisa dimakan juga merupakan tanaman hias di kebun-kebun besar dan bersifat evergreen. Kayunya cocok untuk bahan-bahan yang bersifat indoor, untuk rumah, furnitur, dan box.
Araucaria bidwillii yang merupakan tanaman koleksi tertua tersebut tepat berada di depan halaman guesthouse Sakura Kebun Raya Cibodas dengan perawakan menjulang dan membentuk seperti piramid, ditanam secara berderet di kiri kanan jalan gico yang disebut Araucaria Avenue. Sampai dengan saat ini koleksi Araucaria bidwillii masih dapat dilihat di jalur Araucaria Avenue sepanjang 320 m, yang berukuran besar sebanyak 47 pohon. Araucaria bidwillii yang ditanam pada tahun 1866 dan terbesar adalah di vak IV.B. no 8g. dengan diameter 183,43 cm, dan keliling lingkaran batangnya 576 cm, dan terbesar kedua yaitu no. 8m. dengan diameter 159,2 cm dan lingkar batangnya 500 cm. Tinggi pohon masing-masing kurang lebih 48 m.
Araucaria Avenue selain tempat tanaman koleksi tertua juga merupakan salah satu sudut di Kebun Raya Cibodas yang memiliki nilai keindahan tersediri dan merupakan salah tempat yang favorit untuk berswafoto dengan background lorong di bawah kanopi dari batang-batang besar Araucaria bidwillii. (NS/TU)