Fakta Menarik Pohon Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.)

Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI (BKT KRC) mempunyai tugas melakukan inventarisasi, eksplorasi, koleksi, penanaman, dan pemeliharaan tumbuhan pegunungan khususnya kawasan barat Indonesia yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan potensi ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun raya. Tumbuhan yang dikoleksi di BKT KRC adalah tumbuhan yang didatangkan dari luar habitatnya (ex-situ)  salah satunya adalah koleksi pohon kemenyan Styrax benzoin Dryand. yang termasuk kedalam suku Styracaceae (kerabat kemenyan). Di Indonesia tanaman ini biasanya disebut sebagai Kemenyan Durame. Kebun Raya Cibodas memiliki 13 jumlah spesimen yang ditanam di beberapa vak (zonasi), Pohon tertua dari 13 pohon kemenyan tersebut adalah hasil eksplorasi dari Gunung Marapi, TW Deleng Lancuk- Sumatra Utara pada tahun 2003 dan ditanam di BKT KRC pada tanggal 19 Januari 2009. Kondisi pohon tersebut saat ini sudah berbunga dan berbuah dengan tinggi mencapai ?10 meter.

Pohon kemenyan memiliki ukuran sedang sampai besar dengan diameter antara 20?30 cm. Mempunyai batang yang lurus dengan percabangan yang sedikit dan kulit batang berwarna kemerahan. Daun tunggal yang tersusun spiral dan berbentuk oval, bulat memanjang dengan ujung daun meruncing. Buah berbentuk bulat dan lonjong dengan ukuran yang agak kecil. Biji berwarna cokelat terbungkus dalam daging buah yang tebal dan keras. Tempat tumbuh bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 60 hingga 2100 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohon kemenyan dapat mencapai sekitar 12-30 meter dan dapat  hidup  70-100 tahun.

Pohon kemenyan merupakan  pohon penghasil getah kemenyan, yaitu berupa resin atau getah yang digunakan sebagai bahan obat, perlengkapan ritual-ritual tradisional sebagai dupa, sesajen. Kemenyan dimanfaatkan juga sebagai bahan campuran  parfum, aroma terapi, bahan pengawet, dan bahan campuran kosmetik sehingga pohon ini  mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Pemanfaatan getah kemenyan umumnya dikelompokkan menjadi dua yaitu:

  1. Tradisonal (konvensional), Tradisi religi masih sering menggunakan getah kemenyan, terutama pada upacara ? upacara untuk mendapatkan aroma dupa yang baik. Di Pulau Jawa sering dicampur dengan kayu cendana pada saat pembakarannya.
  2. Modern, kandungan getah Kemenyan Asam Sinamat adalah bahan penolong pada pembuatan berbagai bahan kimia pada pembuatan obat-obatan (farmasi), parfum dan kosmetik.

Proses menyadap dan memanen kemenyan membutuhkan waktu satu tahun. Batang pohon kemenyan dipotong sedikit, sehingga akan muncul getah Styrax yang berwarna putih dari kulitnya. Setelah 4-6 bulan getah mengeras pada batang pohon dan pada saat itulah getah dapat dipanen. Getah yang sudah dipanen tidak bersih dan dikeringkan selama 3 sampai 6 bulan untuk menghilangkan kotoran. Setelah mengering, getah siap untuk diekspor.

Asal dan sebaran geografis, pohon kemenyan tumbuh secara alami di India, Burma (Myanmar), Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaysia, Kalimantan dan Sumatra, jarang ditemukan di Jawa Barat; telah dibudidayakan di Sumatra sejak awal abad ke-19, dan juga dibudidayakan di Jawa dan Kalimantan Barat. (TG)

Sumber :

Data base tanaman koleksi-Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI

https://alamendah.org/2015/02/17/pohon-kemenyan-penghasil-getah-kemenyan-asli-indonesia/(Diakses pada: 14 Februari 2021).

https://en.wikipedia.org/wiki/Styrax_benzoin (Diakses pada: 16 Februari 2021).

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemenyan (Diakses pada: 20 Februari 2021).

https://uses.plantnet-project.org/en/Styrax_(PROSEA) (Diakses pada: 20 Februari 2021).

http://www.biotifor.or.id/2013/lb.file/gambar/File/17%20Buku%20Benih%20Unggul%202014/buku%2014%20kemenyan.pdf (Diakses pada: 20 Februari 2021).

Fakta Menarik Pohon Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.)