Mengenal IAS (INVASIVE ALIENS SPECIES)

Sahabat Kebun Raya Cibodas, apa yang dipikirkan pertama kali saat mendengar istilah Invasive Aliens Species?, dengan adanya kata ?Aliens Species? dan kata ?Invasive?, apakah sahabat langsung membayangkan suatu mahluk ruang angkasa yang menginvasi bumi?.

Pada kesempatan ini kami ingin memperkenalkan kepada sahabat terkait apa itu Invasive Aliens Species atau yang populer disingkat IAS. Pembahasan ini masih dalam rangka memperingati Hari Biodiversitas Internasional yang jatuh pada tanggal 22 Mei lalu. Kami merasa sekarang masih momentum yang tepat untuk membahas ?Sang Alien? ini. Namun perlu sahabat ingat, bahwa IAS yang kami maksud bukanlah mahluk asing dari luar angkasa ya ?!.

Penulis pada 23 Mei 2020, mencoba untuk mewawancarai salah satu Peneliti P2KTKR Kebun Raya Cibodas, Decky Indrawan Junaedi, Ph.D. untuk mengetahui lebih jauh tentang Invasive Aliens Species atau IAS. Menurut Decky, IAS adalah dampak negatif yang ditimbulkan dari introduksi spesies asing/spesies hayati eksotik dimana awal kehadirannya dibawa dan diperkenalkan secara sengaja untuk pemanfaatan potensinya, walau demikian ada juga yang terbawa secara tidak sengaja.

?IAS menimbulkan dampak negatif pada ekosistem alami yang disinggahinya, mereka dapat berupa tumbuhan maupun hewan yang dibawa keluar dari habitat asalnya. IAS perlu dikendalikan agar dapat dimaksimalkan potensi pemanfaatannya dan diminimalisir potensi negatifnya. Bila tidak dikendalikan dapat menjadi salah satu faktor ancaman penyebab penurunan kualitas biodiversitas atau kepunahan dari suatu jenis mahluk hidup di suatu daerah,? ujarnya.

Mengamati paparan diatas, ada beberapa istilah yang perlu kami kupas definisinya kepada sahabat Kebun Raya Cibodas, diantaranya : Pertama, istilah Introduksi, dalam dunia konservasi diartikan sebagai pelepasan tumbuhan atau hewan dari hasil penangkaran ataupun hasil proses alami, keluar daerah penyebaran habitat aslinya menuju daerah baru yang awalnya tidak memiliki tumbuhan atau hewan tersebut; Kedua, Aliens Species adalah spesies asing yang dibawa atau terbawa masuk ke suatu ekosistem baru secara tidak alami, bisa terdistribusikan melalui transportasi darat, laut ataupun udara; Ketiga, Invasive Species adalah spesies baik asli atau bukan asli yang secara luas mempengaruhi habitatnya, umumnya spesies ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif pada kehidupan manusia.

Dalam bahasan ini, Decky pun memberikan contoh kasus IAS yang telah dianggap merusak dan mengancam ekosistem di beberapa wilayah, yaitu keberadaan eceng gondok (Eichhornia crassipes). Menurutnya di jaman penjajahan Belanda, eceng gondok didatangkan dari Amerika Latin ke Indonesia. Seiring berjalannya waktu, seperti halnya yang terjadi di Sungai Rawa Pening, Jawa Tengah dan beberapa sungai di daerah lain, eceng gondok hidup mendominasi dan tidak terkendali. Saat ini di daerah tersebut keberadaannya sudah hampir menutupi seluruh permukaan sungai Rawa Pening. Dengan kenyataan tersebut, permasalahan serius pun terjadi sehingga dianggap telah menimbulkan suatu dampak negatif terhadap ekosistem di daerah tersebut, hewan dan tumbuhan air yang ada di sana keberlangsungan kehidupannya menjadi terganggu.

?Pada titik situasi dan kondisi inilah spesies tumbuhan eceng gondok yang awalnya hanya sebagai tumbuhan eksotik, telah berubah bersifat menjadi invasif atau lebih dikenal dengan istilah Invasive Alien Species,? jelas Decky. Menurutnya, IAS sudah menjadi isu global. Misalnya di CBD (Convention of Biological Diversity) dan IPBES, yang memasukan IAS dalam daftar salah satu faktor ancaman yang mengakibatkan kepunahan dari keanekaragaman hayati dalam suatu ekosistem.

Decky menegaskan, bahwa di Kebun Raya Cibodas sendiri IAS merupakan suatu hal yang dianggap penting untuk diteliti. Kebun Raya Cibodas memiliki koleksi tumbuhan eksotik yang didatangkan dari luar Indonesia. Tumbuhan eksotik ini didatangkan karena dianggap memiliki potensi sebagai tumbuhan obat, tumbuhan pangan, tanaman hias, dll. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa jenis tanaman eksotik tersebut saat ini sudah bersifat menjadi invasif di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) yang berdampingan langsung dengan Kebun Raya Cibodas. Penangan IAS di TNGP menjadi sangat penting, karena TNGP merupakan daerah konservasi alam yang bernilai internasional (sudah ditetapkan sebagai cagar biosfer).

Diakhir paparan, Decky menyebutkan bahwa penelitian IAS di Kebun Raya Cibodas memiliki dua bertujuan utama, yaitu meminimalisir dan menekan dampak negatif IAS, upaya tersebut melalui mengendalikan potensi invasif dari koleksi eksotik Kebun Raya Cibodas serta berupaya memenej jenis-jenis yang sudah bersifat invasif dan memaksimalkan potensi manfaat dari tumbuhan eksotik sesuai dengan tujuan awal kedatangannya.

Nah, menarik bukan pembahasannya?. Setelah menyimak uraian di atas, kami yakin Sahabat Kebun Raya Cibodas telah bertambah wawasannya. Jika ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait IAS, Sahabat dapat menghubungi narasumber di email: deqee82@gmail.com.

Mengenal IAS (INVASIVE ALIENS SPECIES)