Sepenggal Hutan Di Kawasan Kebun Raya Cibodas

Hutan memiliki manfaat dan peran penting dalam menjaga keseimbangan sistem lingkungan di bumi. Tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya dapat memberikan pasokan oksigen bagi manusia dan hewan di bumi ini. Tentunya oksigen tersebut digunakan oleh hewan dan manusia untuk bernafas sehari-hari. Tumbuhan juga memiliki daya serap karbon dioksida yang cukup tinggi sehingga hutan memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim dan ketahanan air.
Hutan menyediakan pangan, menjaga tanah agar tetap subur, mencegah kekeringan dan menyimpan air. Hutan juga sebagai penghasil kompos alami. Daun dan ranting yang sudah kering akan berjatuhan kemudian membusuk dan terurai menjadi kompos. Dengan demikian hutan dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah.
Kebun Raya Cibodas (KRC) adalah salah satu dari empat kebun raya di bawah LIPI yang masih memiliki hutan mozaik (remnant forest). Sekitar 30 persen dari luas wilayah Kebun Raya Cibodas (85 hektar) yang masih tetap dipertahankan sebagai hutan mozaik. Terdapat 4 titik lokasi hutan yang ada di KRC yaitu hutan Wornojiwo, Lumut, Bengkel, dan Jalan Akar. Hutan-hutan tersebut memiliki luasan yang berbeda-beda. Hutan Wornojiwo luasnya adalah 3.934 hektar, Hutan Bengkel luasnya 2.555 hektar, Hutan Jalan Akar memiliki luas 1.086 hektar dan Hutan Lumut luasnya 0.855 hektar. Hutan-hutan tersebut sebagai hutan sekunder. Hutan-hutan yang ada di KRC memiliki fungsi dan peranan yang cukup penting.

Zaenal M, Musyarofah Z (2011). Establishing a long-term permanent plot in remnant forest of Cibodas Botanic Garden, West Java. Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 12(4): 218-224.

Menurut Subkoordinator Program Konservasi Tumbuhan ex-situ Kebun Raya Cibodas, Anggun Ratna Gumilang bahwa hutan mozaik di KRC sebagai representasi hutan pegunungan yang berada di ketinggian 1300-1450 meter di atas permukaan laut.
Selain itu, hutan mozaik KRC berfungsi sebagai buffer antara kawasan konservasi ex-situ KRC dengan kawasan konservasi in-situ Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Di dalam kawasan konservasi ex-situ cenderung memiliki jenis-jenis tumbuhan pendatang (introduce species) sedangkan kawasan konservasi in-situ lebih banyak ditumbuhi jenis-jenis tumbuhan asli. Dengan demikian hutan mozaik di KRC sebagai benteng masuknya tanaman invasif.
?Hutan yang ada di KRC juga digunakan sebagai kawasan untuk melakukan penelitian ekologi antara lain penelitian mengenai Invasive Alien Plant Species (IAS), populasi tutupan hutan, kajian mengenai hutan sekunder, proses reforestasi/pembentukan hutan, stok karbon, dan kajian mengenai flora dan fauna yang ada?, lanjut Anggun.
Hutan KRC selain memiliki fungsi-fungsi tersebut di atas juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting yaitu sebagai tempat pendidikan, terutama hutan Wornojiwo. Hutan ini lebih representatif untuk kegiatan pembelajaran jika dibandingkan lokasi hutan lainnya di KRC karena selain mudah dijangkau, Hutan Wornojiwo juga cenderung datar sehingga memudahkan anak-anak untuk melakukan pengamatan. Hutan Wornojiwo sering digunakan oleh siswa maupun mahasiswa yang ingin melihat representasi hutan alami. Di kawasan hutan Wornojiwo siswa dapat belajar mengenai hutan hujan tropis dari berbagai aspeknya.
Pembelajaran mengenai hutan adalah salah bentuk pembelajaran untuk menanamkan kesadaran kepada siswa bahwa hutan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Deforestasi hutan yang terus berjalan mengakibatkan berbagai kerugian untuk manusia dan mahluk hidup lainnya, antara lain terjadinya banjir, longsor, kehilangan jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya dan kehilangan potensinya.
Sepenggal tulisan tentang hutan yang ada di dalam kawasan KRC ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi semua orang untuk lebih bijak menyikapi hutan dan tumbuhan, karena tumbuhan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Hutan merupakan sebuah laboratorium untuk berbagai aktifitas penelitian dan pendidikan, selain itu hutan juga sebagai sumber kehidupan untuk manusia dan mahluk hidup lainnya. (Dwi Novia Puspitasari)

Foto: Trisno Utomo

referensi:

Zaenal M, Musyarofah Z (2011). Establishing a long-term permanent plot in remnant forest of Cibodas Botanic Garden, West Java. Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 12(4): 218-224.

Sepenggal Hutan Di Kawasan Kebun Raya Cibodas